renungan

Jika Dunia Tak Memberimu Tempat

Maret 21, 2022


Ingatan ini kudapati di kotak memori belasan tahun silam. Di tahun-tahun awal berhijrah, saat hijab masih ala kadarnya, saat semangat sedang hangat-hangatnya, dan saat ilmu masih cetek-ceteknya (^___^).


Aku terpesona menyimak syair lagu di penghujung sebuah acara tivi. Bukan semata pada nada suara gadis berhijab rapi yang mengalunkannya, tapi makna lagu yang tersirat dan tersurat yang sama-sama dahsyat. Hal ini terlepas dari ketidaktahuan diri ini mengenai hukum lagu, musik, ikhtilat dan kawan-kawannya saat itu (#pasang alibi^^).

Syairnya tentang... persaksian seorang hamba yang siap menanggung pengabaian dunia selama Allah meridhainya. Andai bumi dan seisinya tak memberinya tempat, andai bumi dan seisinya mengucilkan bahkan mengusirnya, ia bisa menerimanya... selama Allah tak meninggalkannya. Aku terkesima mendengar persaksian serupa itu, tak yakin bisa melakoninya, juga tak percaya sang pelantun sendiri dapat benar-benar menjalaninya. 

Seringkali mulut kita begitu ringan berbicara... mengobral sumpah, janji dan pengakuan yang belum pasti benar akan dibuat nyata. 

Yah... jika dunia mengabaikanmu, jika dunia mengusirmu, bumi tak sudi memberimu sejengkal pun untuk berpijak... masihkah kau kuat? Bayangkan seluruh dunia menolakmu, tak mau mendengar atau sekedar melihatmu... bisakah kau bertahan? Tidakkah engkau terluka lalu berduka? 

Andai bumi tak menyisakan tempat bagimu... Benarkah engkau akan setangguh itu? Ah, indah... indah nian sebuah pengakuan dalam penggalan bait-bait syair demikian. 

Tak usah, tak perlu mengatakan 'iya' atau 'siap' jika belum menjalaninya. Mohonlah saja ketetapan hati dari-Nya menjalani seluruh garisan yang tak tertebak di depan sana. Karena kau tak pernah tahu, di detik mana hati akan berubah dan kekuatan melemah. 

#importulisanblogsebelah
#catatanUT
#catatanlama

Popular Posts

Total Tayangan Halaman