repost

Petuah Zaman

April 18, 2024


Getir hidup itu nak...,
adalah niscaya bagi pertanda bahwa kehidupan ini masih berjalan
ia hanyalah satu dari sepasang
dengan bahagia, ia berdampingan
menjejaki hari, serupa langkah yang saling bergantian.

Duka-duka kecil itu nak...,
maknailah ia sebagai pemantik kesadaran
kau tak kan tahu telah salah berjalan
hingga kakimu terantuk batu, atau tertusuk duri yang berserakan
kau juga tak kan paham jika telah salah makan
hingga lidahmu menafsirkan pahit dalam cecapan
kau..., barangkali baru mengerti
damainya hati dalam sujud-sujud yang tertatih
kala nestapa dunia mengantarmu pada sepi

Nak...,
Akhirnya, kau mesti percaya
bahwa duka dan bahagia
hanyalah satu dengan sisi yang berbeda
satu dan yang lain adalah niscaya
tak kan memisah hingga kehidupan pertama ini punah
kala abadi mengganti seluruh dimensi yang fana
lalu, ke sanalah bermuara
saat keduanya bercerai selamanya
saat duka sejati bermuara di dasar neraka
saat bahagia sejati berlabuh seluruhnya di surga

Nak...,
dengarlah petuah zaman
yang tak henti memberimu peringatan
tentang hidup yang tak patut dihujani ratapan
karena selalu ada alasan
mengapa engkau harus bertahan
tak peduli seperti apa roda kehidupan diperjalankan

Ummu Thufail/2 September 2015

catatan

24:26

April 08, 2024

Suara itu terdengar berat, sedikit bergetar, saat sesi tanya jawab di akhir materi yang disampaikan oleh seorang ustadz. Jawaban beliau begitu tegas. 

"...cerai...."

Ketika seorang suami yang terkesan agamais, namun ternyata telah berulangkali selingkuh di usia pernikahan yang cukup lama. Hingga di kehamilan sang isteri yang ke sekian kali, masih saja mengulangi, dengan alibi godaan setan. Ustadz menyarankan, dengan menegaskan bahwa itu juga pendapat pribadinya, untuk memilih berpisah dari suami yang tak juga berhenti dari maksiat, sedang ia bukan awam perihal syariat. 

"Saya khawatirnya itu talbis iblis..."

Berulangkali terjatuh pada kesalahan yang sama, bukannya mencela diri dan berhenti tapi justru mencari alibi. Benar, ada peran setan di setiap kemaksiatan, tapi manusia memiliki akal dan kesadaran untuk mengenali kebaikan dan keburukan, lalu memilih mengikuti atau menghindari. 

Si penanya lalu menanyakan relevansi surah An Nur ayat 26 dengan apa yang dialami oleh sang isteri pada permasalahan tersebut. Dan ustadz menjawab, 

"Kadang-kadang begitu, kita baru tahu hakikat (keburukan) pasangan setelah menikah...."

Boleh jadi ada orang yang baik-baik tetapi menikah dengan pasangan yang sebaliknya, lalu pelanggaran syariat salah satu pihak menyebabkan perceraian, menunjukkan bahwa mereka bukan cerminan jodoh masing-masing, mungkin hadirnya adalah ujian. Wallahu a'lam. 

"... Jika di negara (berhukum) Islam, ya sudah selesai..." Ustadz lebih lanjut menegaskan, mengenai anjuran memilih cerai tadi. Bahwa, hukuman bagi orang yang melakukan zina dan statusnya menikah adalah hukum rajam. 

Ketika Allah telah memberinya yang halal, lalu memilih menempuh cara yang haram, rajam adalah hukuman yang Allah tetapkan. Hukuman yang paling adil. 

***

Hm... Kabar perselingkuhan, perzinahan, yang semakin marak dan memenuhi jagat maya, seolah membenarkan semakin dekatnya akhir zaman. Hanya iman yang menjadi penjaga, membentengi setiap insan dari celah-celah kemaksiatan ini. Seseorang yang berselingkuh tidaklah serta merta melakoninya di saat itu juga. Ada rentetan pelanggaran syariat yang menjadi pengantarnya. Ada langkah-langkah setan yang ditempuhnya satu demi satu, sebelum terjatuh pada kata "selingkuh"/"zina". 

Mungkin berawal dari mata yang tak terjaga, memandang kepada yang tak halal baginya, entah di dunia maya atau dunia nyata. Mungkin berawal dari canda dan chatingan yang tidak seharusnya, antara lawan jenis yang bukan mahramnya. Mungkin karena seringnya berinteraksi dengan alat komunikasi lainnya, yang lebih dari keperluan. Ikhtilat (bercampur baur antara pria dan wanita), khalwat (berduaan), dan seterusnya, dan seterusnya. 

Kesimpulannya, orang yang terjatuh dalam perbuatan zina/perselingkuhan, adalah mereka yang tidak mematuhi rambu-rambu pergaulan di antara pria dan wanita, tidak menjaga batasan interaksi di antara dua insan yang bagai dua kutub magnet ini. 

***

*sudut bumi Arung Palakka
#umminya Dzaakirah
#umminya Thufail

anak shalih

Untukmu Ibu

April 01, 2024

Engkau yang bergelar ibu, gelarmu sungguh mulia, didamba oleh banyak wanita, namun tak semua diberi kesempatan yang sama. Gelar yang kau peroleh dengan tak mudah, menunjukkan bahwa ada pengorbanan dan perjuangan yang engkau lalui sebelumnya, ada rasa sakit yang kau lewati dan tak bisa kau bagi meski kepada orang yang paling mencintai. 

Masa-masa melelahkan, rasa tak nyaman, trauma yang menyisa adalah harga yang tak terbayarkan. Namun ingatlah kembali duhai ibu, semua itu akan dibalas adil oleh Allah subhanahu wata'ala. Kedudukan yang mulia, besarnya pahala dan hadirnya anak yang shalih dan shalihah bi idznillah. Doa anak shalih yang mengalirkan pahala jariyah, mengangkat derajat ayah ibunya serta menggugurkan dosa-dosa sang orangtua sebab permohonan ampunan mereka. Inilah buah terbesar yang engkau nantikan, bukan? 

Maka, pengorbanan dan rasa lelah itu mungkin seolah tak ada usainya, hanya saja, akan terasa ringan dengan mengingat semua balasan-balasan indah yang menanti kelak. Aamiin. Allahumma aamiin. 

***



#self-affirmation
#positive-affirmation
#ummu-dzaakirah
#ummu-thufail

Popular Posts

Total Tayangan Halaman