Apa yang membuat sesak di dada?
Ialah cinta dunia.
Apa penyebab kecewa?
Ialah berharap pada manusia.
Apa yang tak henti melahirkan gundah?
Mengikat diri pada semesta, lalu melupakan Pemiliknya.
...
Duhai hamba, ketika pelan bertahta hubbud-
dunya pada titik terdalam jiwa, setelah engkau mengenali hakikatnya yang fana, setelah engkau merasakan sejenak nikmat penghambaan yang nyatanya masih lekang di dada, bulir-bulir hampa akan berjatuhan tiada hentinya.
Duhai hamba, percayalah, engkau tak kan kembali pada puncak manisnya iman, yang pernah engkau daki dengan segenap kepasrahan, dengan kedua tangan yang melepas dunia dari genggaman, kecuali kembali pada awal jalan engkau menempuhnya.
*kontemplasi, sudutbumiArPal.
.jpeg)