cerita

Selamat Jalan Ummi

Januari 21, 2021

Ummi, demikian sapaan akrab kami padanya. Pagi yang berkabut itu, tiba-tiba bermunculan kabar tentang kepulangannya. Sejurus airmata jatuh membasahi wajah. Ummi.... Seketika berkelebat kenangan bersamanya. Kala di RQIB dulu. 

Beliau ramah dan murah senyum. Sosok yang menenangkan dan mengayomi kami, para pengajar di sekolah qur'ani yang dirintisnya. 

Tak terkesan sebagai atasan-bawahan, terasa lebih mirip sebagai ummi dan anak-anaknya. Setiap kali memberi arahan pada pertemuan guru yang rutin setiap bulan, kami seperti dialiri suntikan energi yang baru. Apapun masalah sekolah saat itu, seolah ada saja solusi dari beliau. Saya suka mendengar penjelasan dan arahan beliau yang selalu renyah di telinga. 

Ahh, teringat lagi, saat sekolah mengadakan outbound. Ini agenda rutin yang paling dinantikan. Tak peduli di manapun itu, kami selalu bersemangat mengikutinya. 

Di suatu Ramadhan, beliau mencetuskan program karantina menghafal sebulan. Saya pun turut mendaftarkan diri. Targetnya minimal 5 juz. Beliau menyewa sebuah rumah. Panitianya adalah ibu-ibu salah satu tarbiyah binaan beliau rahimahallah. 

Sebagaimana karantina menghafal lainnya, kami tidak diperkenankan keluar tanpa udzur syar'i. Urusan cucian pun bekerjasama dengan pihak loundry. Kami diharapkan fokus menghafal. 

Ummi, kami kehilangan sosok unik dan energik sepertimu. Sosok yang berkesan dan tak ada lagi yang menyerupaimu. Banyak persaksian baik tentangmu. Tentang engkau yang turut mendukung awal dakwah di kota kabupaten kita ini dan lainnya. 

Beliau salah satu contoh bagaimana seseorang di masa lalu bisa jadi sangat berbeda di masa depan. Ibuku sendiri, yang kenal dekat dengan keluarga beliau, pernah bercerita tentangnya. Pandai menyanyi dan lihai menari. Lalu hidayah mendekapnya di kota Daeng, menjadi pejuang di jalan-Nya hingga menutup mata. 

Selamat jalan ummi, kami akan sangat merindukan senyummu, nasihat-nasihat sejukmu. Semoga Allah azza wa jalla berkenan mempertemukan kita kembali, di jannah-Nya. 

Bumi Arung Palakka, yang merindukanmu. 

Al Qur'an

Jeda bagi Jiwa

Januari 20, 2021

Duhai jiwa yang lelah, menangislah jika itu bisa melegakan sesak di dada. Tak mengapa, meski airmata hampir kering, asal bukan hatimu yang hancur berkeping. Jangan, jangan biarkan. 

Pejamkan mata dan tarik nafas sejenak. Berikan ruang bagi hatimu yang penat, berdiam lah sesaat di sana, dalam hening perenungan. 

Sebentar. Hanya sebentar. Segala penat yang kau rasa. Tak kan lama. Hanya sebatas umurmu di dunia. Tidakkah kau ingin bersabar? Lalu kelak kau temui betapa indah balasannya dari Rabb Yang Maha Rahim. 

Sabar. Ya, tak mudah. Tak pernah mudah, kecuali dengan pertolongan Allah. Maka mintalah agar dikaruniai kesabaran. Sebesar beban yang memberati pundakmu. Sabarlah dan perkuat kesabaran. Tak perlu mencari sandaran, karena semuanya rapuh selain Allah. Semua yang datang akan meninggalkan, jika waktunya telah tiba, kecuali Allah. 

Duhai jiwa yang lelah. Ambillah penawar dari kalamullah. Tenanglah bersama ayat-ayat suci penyejuk jiwa. Tak hanya menghalau gundah, bahkan ia kelak adalah pembela di hari saat tiap diri menemui Rabbul Izzati, seorang diri. 

Kota Arung Palakka, yang kadang berhujan kadang cerah. 21 Januari 2021.


Popular Posts

Total Tayangan Halaman