Jalan Panjang

Oktober 05, 2017




Berawal dari nutfah yang hina, lalu segumpal darah, lalu segumpal daging, lalu sebentuk makhluk yang diberi nyawa, aku bukanlah apa-apa, bukan siapa-siapa…

Takdir memilihku terlahir ke dunia, mencecap udara, rasa sakit dan bahagia. Merangkak dengan lemah, mengoceh tanpa makna, pelan-pelan belajar memahami arti kehidupan sesungguhnya.

Diantara seluruh makhluk yang tercipta, di belantara angkasa dan semesta, aku bagai noktah, nyaris tak terlihat oleh mata. Aku bukan apa-apa, bukan siapa-siapa.

Aku melihat jalan terbentang panjang di hadapan. Kupenuhi ia dengan banyak rencana, kusiapkan baik-baik masa depanku di dunia.
Lalu hidayahmu menuntunku, hingga mataku melihat cahaya dan berjalan tanpa ragu di bawah sinarnya.
Lalu aku menjadi tahu, arah yang harus kutuju. Berjalan menujuMu, menuju keridhaanMU, Jalan itu lurus dan satu, bukan jalan yang bercabang lagi menyimpang.

Saudariku, dengarkan… biar aku katakan kepadamu…!
Tetaplah di sini, meniti jalan kebenaran bersama kami.
Jangan berhenti, jangan berpikir untuk berbalik arah meski sedetik saja.
Tetaplah berjalan di sini sebelum Allah yang akhirnya menghentikan langkah kita
Tetaplah berjalan di sini hingga Allah menitahkan malaikat maut untuk menjemput, pulang menemui keabadian….

Ya, tak mudah berada di sini. Maka Allah hanya memilih mereka yang sanggup bertahan dan berjuang. Hanya dengan satu kata, “Lillah” maka mereka tak perlu alasan lain untuk tetap istiqomah. 

Jalan menuju surga itu tak mudah, maka rasanya sulit jika engkau ingin berjalan sendiri ke sana. Maka bergandengan tanganlah dengan saudarimu seiman lalu melangkah bersama. Teman yang akan mengingatkan ketika lupa dan lengah, menarik tanganmu saat terjatuh, menopang tubuhmu saat dipenuhi luka dan tak berdaya, mengorbankan yang mereka punya, melipurmu dikala duka.

Aku melihat jalan terbentang panjang di hadapan, entah ujungnya dimana, langkahku masih jauh, bekalku belum seberapa. Kini kutahu arah yang kutuju, rasanya tak sabar ingin segera berada di sana. Di tempat dimana tak ada keluh dan lelah, tak ada kebencian dan amarah. Tempat dimana manusia yang paling derita di dunia, kelak akan lupa bahwa ia pernah terluka.

Di jalan dakwah dan tarbiyah, aku merindu surga.

#September
(dinarasikan pada Targab Takwin dan Tanfidz Muslimah Wahdah DPD Bone)

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Total Tayangan Halaman